Jakarta, 02 September 2022 – PT Garuda Maintenance Facility Aero Asia Tbk (“GMF”, Kode emiten: “GMFI”) menggelar Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST) Tahun Buku 2021 pada Jumat (02/08). Bertempat di Swissotel, Pantai Indah Kapuk, RUPST GMF dihadiri oleh 25.443.017.741 suara atau sebesar 90,12% pemegang saham dan memutuskan lima agenda rapat di antaranya: Persetujuan Laporan Tahunan Tahun Buku 2021, Penetapan Remunerasi Tahun Buku 2022 bagi Direksi dan Dewan Komisaris, Penunjukkan Kantor Akuntan Publik untuk Mengaudit Laporan Keuangan Tahun Buku 2022, Perubahan Anggaran Dasar, dan Perubahan Susunan Pengurus.
GMF mengesahkan Laporan Tahunan tahun buku 2021 dengan membukukan pendapatan usaha sebesar USD210,6 juta dan menekan kerugian hingga 70% dibanding tahun sebelumnya, dari USD311,3 juta menjadi USD94,5 juta. Pendapatan ini merupakan hasil dari upaya pemulihan berkelanjutan yang digalakkan dalam menghadapi pandemi COVID-19. Langkah pemulihan berkelanjutan tersebut diwujudkan dengan perbaikan kinerja fundamental melalui strategi menjaga bisnis lebih lean dan mengatur belanja modal agar lebih efektif. Upaya diversifikasi bisnis yang telah dicanangkan pada 2020 pun mulai menunjukkan hasil di tahun 2021, di antaranya pada segmen industri pertahanan dan power services. Pada Desember 2021, GMF berhasil mendatangkan dan melakukan perawatan pada pesawat Hercules C130 pertama milik Angkatan Udara Tentara Nasional Indonesia. Dari sisi pendapatan, segmen power services dan industri pertahanan berhasil mencatatkan peningkatan lebih dari 100% dibanding tahun sebelumnya.
Direktur Utama GMF, Andi Fahrurrozi, mengatakan, “Upaya pemulihan sangat ditopang dengan penetrasi pada sektor-sektor yang tidak terlalu terdampak pandemi di antaranya power services, industri pertahanan, business&private jets, serta perawatan pesawat kargo. Catatan lainnya adalah GMF mengalami peningkatan volume pekerjaan perawatan berat terutama dari pesawat kargo luar negeri”. GMF yang mencanangkan visi baru yakni menjadi perusahaan MRO yang paling bernilai bagi pemangku kepentingan pun turut mencatatkan perbaikan earnings before interest, tax, depreciation, amortization (EBITDA) yang signifikan pada 2021. Andi menambahkan, “2021 adalah momentum pembenahan komprehensif untuk mempertahankan likuiditas dan meningkatkan kinerja fundamental keuangan”.
Di sisi lain, kembali menggeliatnya penerbangan sipil dunia juga membuka peluang bagi GMF untuk melakukan reaktivasi pada pesawat-pesawat yang berstatus grounded selama adanya pembatasan perjalanan. Telah selesainya proses Penundaan Kewajiban Pembayaran Utang (PKPU) induk usaha, Garuda Indonesia, dan adanya komitmen Garuda Indonesia untuk merancang langkah bisnis perbaikan kinerja perlu didukung oleh GMF dengan menyiapkan armada-armada Garuda Indonesia agar dapat dioperasikan secara optimal kembali.